Demi Kaki Palsu, Tulis Surat Kepada Presiden Hingga Membawa Dua Karung Buah Naga



Hanafi Rizal Kuswanto adalah penyandang disabilitas tidak mampu asal Dusun Sukomukti Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi. Karena ketidakmampuannya membeli kaki palsu, anak pasangan dari Sumiyati dan Gito ini bahkan rela tanya ke sana kemari untuk bisa mendapatkan kaki palsu secara gratis.

Beberapa orang pun menyarankan untuk meminta kepada Presiden Joko Widodo, caranya dengan menulis surat. Rizal, begitu ia bisa dipanggil, pun menulis surat kepada Presiden Joko Widodo, tapi bukan dikirim ke alamat surat Bapak Presiden, melain surat terbuka yang kemudian di uplood di media sosial.

Dari sinilah kemudian muncul beberapa tanggapan, yang diantaranya menyarankan untuk langsung datang ke Markas Komendan Sugeng, yang berada di Gang III No 33, Kauman, Mojosari, Mojokerto. Rizal yang tidak mempunyai persiapan keuangan ragu untuk langsung datang menemui Komendan Sugeng. Sampai kemudian Rizal bisa berteman di medsos dengan salah seorang anak buah komendan Sugeng yang bernama M Sakro.

“Saya disuruh langsung datang ke Mojokerto dan percaya bahwa Pakl Sugeng itu orangnya tidak bisaan, namun segala prosedur harus dipersiapkan. Salah satunya adalah meminta surat keterangan tidak mampu di keluruhan,” ungkap Rizal.

Dari Banyuwangi ke Mojokerto, Rizal datang dengan diantar keluarganya. Mereka mencarter sebuah mobil. Melihat jumlah rombongan yang banyak hanya untuk mengantar seorang, Komendan Sugeng marah. Katanya itu pemborosan, duitnya kan bisa dihemat dengan cara naik kereta seorang diri atau cukup dua orang.

Rizal dan keluarganya sempat dicueki Sugeng Kaki Palsu untuk menguji mental mereka. Lebih-lebih saat datang, Rizal bukannya mencari Sugeng Kaki Palsu, ia malah mencari anak buah Komendan Sugeng Kaki Palsu yang menyarankan untuk langsung datang. Tapi, lama-lama sikap tidak ‘bisaan’ Sugeng Kaki Palsu pun muncul.

“Bu Yetty, urus ini, telepon Jakarta agar ia bisa masuk program pembagian kaki palsu gratis,” teriak Sugeng.

Dengan sigap, Bu Yetty, yang merupakan sekretaris Misrtha Production menelepon Jakarta, yang akhirnya disetujui bahwa Rizal bisa mendapatkan kaki palsu gratis. “Padahal program masih belum bergulir, karena baru saja tutup buku,” imbuh Sugeng.

Sekitar 3 jam menunggu, kaki palsu untuk Rizal akhirnya selesai. Dengan semangat Rizal pun mencobanya. Ia mencoba berjalan di tempat yang bisa digunakan pasien kaki palsu untuk terapi jalan. Sedikit tertatih, namun raut muka bahagia terlihat di wajahnya.

Saat mau pamit pulang, dengan ragu-ragu Rizal yang masih duduk di bangku SMK itu berbisik kepada salah seorang anak buah Sugeng Kaki Palsu bahwa ia membawa buah naga untuk oleh-oleh dari Banyuwangi. Si Sakro, anak buah Komendan pun menyuruhnya untuk memberikan saja kepada Komendan Sugeng. Buah naga itu pun diturunkan dari mobil, tapi astaga buka sekilo dua kilo, tapi yang diturunkan adalah dua karung berisi buah naga. Maka, usai Rizal dan rombongan dari Banyuwangi itu pulang, buah naga yang banyak sekali itu pun dibagi-bagi ke tetangga. (naskah dan foto rudianto ganis)

Post Comment