Kreatifitas, komitmen, dan sifat pantang menyerah Sugeng Kaki Palsu membuat lelaki bernama lengkap Sugeng Siswoyudo ini pernah mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai sosok disabilitas inspiratif di bidang lalu lintas.
Sebelumnya, pada 2010, Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) menobatkan Sugeng Siswoyo sebagai disabilitas dengan jiwa sosial tinggi. Dan pada 2017, giliran Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menobatkan warga Kelurahan Kauman Gang III, Kecamatan Mojosari ini sebagai sosok berdedikasi dan inspiratif di bidang lalu lintas. Bidang itu dianugerahkan Tito sebagai penghargaan Sugeng dalam berkomitmen membuat kaki palsu. Khususnya, membantu korban kecelakaan lalu lintas.
Penghargaan ini diberikan Kapolri pada 23 Maret 2017 di Mabes Polri Jakarta. Saat itu, Sugeng adalah satu dari puluhan orang se-Indonesia yang menerima penghargaan dari Kapolri. Sekaligus perwakilan dari Jawa Timur (Jatim). Yakni, atas keterlibatan dan kepedulian dia dalam aksi sosial selama puluhan tahun.
“Penghargaan ini kami peroleh karena saya dinilai peduli atas korban kecelakaan lalu lintas,’’ ujar Sugeng ditemui di bengkel Protesa Mirtha Production, Laskar 1000 Kaki. Dia dinilai telah banyak meringankan beban korban kecelakaan yang kehilangan anggota tubuhnya.
Nah, dari kaki palsu buatan Sugeng, korban kecelakaan itu bisa kembali beraktivitas normal. Sugeng juga dianggap mampu memberikan semangat dan dukungan moral. Sehingga, diri dan pola pikir korban kecelakaan mampu bangkit kembali dari keterpurukan. ’’Apa yang kita dapatkan ini bisa dimaknai sebagai nikmat. Bukan karena cobaan atau bahkan musibah,’’ bebernya.
Sugeng mengaku, untuk membangkitkan spirit hidup dari keterperukan memang tak semudah membalikkan tangan. Butuh kerja keras, ketelatenan, waktu dan kesabaran. “Agar saudara-saudara saya jangan sampai menyerah. Itu saja,’’ katanya. Setidaknya, banyak pasien yang mengalami putus asa, bisa kembali beraktivitas. Namun, dengan bekal kreatifitas kaki palsu buatannya, mereka kini mampu hidup mandiri. ## (naskah Rudi Ganis-dikutip dari Radar Mojokerto)