Lelaki kelahiran Nganjuk 1977 ini masih melajang. Ia mengaku sempat tidak pede saat harus kehilangan sebelah kakinya akibat penyakit yang dideritanya. Dunia serasa tidak bersahabat lagi dan ia yakin tidak akan ada seorang wanita yang bakal mau dengannya.
Namun, pertemuannya dengan beberapa disabilitas yang mengalami hal sama dengannya membuat makin percaya diri dan menambahk wawasannya.
Erwin menceritakan jika sekitar setahun yang lalu, penyakit itu tiba-tiba membuat sebelah kakinya sakit sekali dalam jangka waktu yang lama. Kakinya juga berubah menjadi mengecil dan menghitam sampai kemudian dokter yang memeriksanya menjelaskan jika Erwin mengalami penyempitan pembulu darah di bagian kakinya. Jalan keluarnya, kaki itu harus diamputasi dan Erwin menyetujuinya.
Dengan memakai kaki palsu, meski jalannya kurang seimbang, Erwin makin percaya diri. Beberapa kali bertemu dengan Komendan Sugeng juga makin melecut semangat lelaki yang sudah bekerja di galangan bahan bangunan di Sidoarjo tersebut.
Erwin juga sudah memiliki motor roda 3 yang membuat aktivitasnya makin banyak dan jauh. Motor itu menurutnya dibeli dari hasil jerih payahnya dan ia pun sudah memiliki SIM D, yang memang diperuntukkan bagi disabilitas.
“Sudah jelek, jalannya juga jelek! Mana ada yang mau padamu jika tampilanmu begitu! Ayo, dirubah cara jalannya itu!” ucap Sugeng memberikan semangat.
Erwin mengakui jika kaki palsu, motor yang dipakainya, dan pertemuanya dengan kawan-kawan disabilitas makin membuatnya percaya diri. Ia berharap suatu saat bakal menemukan jodohnya, yang mau menerimanya apa adanya.
“Iya, Mas, saya juga suatu saat ingin mempunyai istri,” harapnya. (naskah dan foto: rudianto ganis)