Kaki palsu seharga Rp 25-30 juta itu tergeletak tidak berguna di sudut bengkel Kaki Palsu Sugeng Siswoyudono yang berada di Kauman, Mojosari, Mojokerto. Ada tiga buah, diperkirakan kaki palsu itu produk dalam negeri, namun ada pula yang buatan India.
“Pemiliknya ngotot minta saya yang memperbaiki karena ada kerusakan dan tidak bisa dipakai lagi. Ia sama sekali tidak tertarik memakai kaki palsu buatan saya. Dengan percaya diri dan penuh bangga ia menyebutkan harga belinya, berapa ayo belinya?!” tanya Sugeng.
Sugeng menjelaskan bahwa kaki palsu itu harganya berkisar Rp 29 juta. Modelnya bagus, bahannya kuat, penggarapannya presesi karena buatan pabrikan. Tapi, apakah enak dipakai, nyaman, dan tentu saja cocok bagi mereka yang miskin.
Sugeng mengaku dengan terus terang, ia tidak mau memperbaiki kaki palsu itu. Etikanya bukan buatannya kok disuruh dia yang memperbaiki. Sugeng kemudian meminta pemilik kaki palsu yang “sombong” itu untuk mencoba kaki palsu buatannya.
Lha, setelah mencoba kaki palsu buatannya kok dia merasa nyaman, praktis, dan ringan saat dibuat jalan. Lelaki tanpa kaki palsu yang mungkin berasal dari latar belakang keluarga yang kaya itu akhirnya mengambil satu kaki palsu buatan Sugeng. Ia juga mengijinkan kaki palsu yang dibeli mahal itu untuk ‘dikanibal’, dengan memotong dan diambil bagian atasnya.
“Kami palsu buatan saya memang jelek, tapi rasakan dibalik yang jelek itu,” ujarnya.
Sugeng mengatakan bahwa kaki palsu buatan luar negeri itu memang bagus, tapi harganya juga bagus. Sudah begitu jika ada kerusakan akan sulit mencari tempat untuk mereparasinya. “Lha, beli di saya kan garansinya seumur hidup jika untuk kerusakan kecil,” pungkas Sugeng.
Sugeng menambahkan jika ingin bagus tampilan kaki palsu buatanya, silakan untuk dicuci dengan air beras alias air brush sendiri. Lha, soal air beras ini ternyata ada yang serius dicuci dengan air beras betulan seperti anjuran Sugeng. Kalau sudah begitu, tentu Sugeng hanya bisa tertawa. (naskah dan foto : rudi mojokerto)