Karakter Militer Tertanam Kuat di Benak Sugeng Kaki Palsu



Kepala Bapedda Kabupaten Mojokerto, Drs Hariyono Msi dan Komendan Sugeng merupakan kawan lama waktu di SMA TNH Kota Mojokerto. Prestasi Komendan waktu di SMA menurut Hariyono cukup baik. Hariyono menceritakan bahwa Sugeng sering naik angkot bersamanya sebab rumahnya satu arah dengannya yang berada di Mojosari.

Kepada Hariyono, dulu Sugeng sering mengutarakan niatnya yang ingin masuk AKABRI. Sugeng suka dengan aksesoris yang berbau tentara. Ia juga gemar nonton film pengetahuan yang berbau militerisme. Niat menjadi seorang prajurit sepertinya sudah begitu kuat dalam diri Sugeng. Namun kecelakaan telah merenggut semua mimpinya.

Menurut Hariyono, ssai kecelakaan itu, Sugeng memang masih melanjutkan sekolahnya dan tetap satu angkot dengan Hariyono. Namun, ada yang berubah ditangkap oleh Hariyono atas pribadi Sugeng. Usai kecelakaan dan kehilangan satu kaki, Sugeng nampak lebih pendiam, tidak ceria seperti sebelumnya.

Setelah lulus dari SMA, Hariyono sudah tidak pernah bertemu lagi. Namun, ia sempat mendengar jika Sugeng telah menjadi anak jalanan. Meski keadaan fisiknya tidak seperti dulu lagi, tapi Sugeng menjadi remaja yang pemberani.Ia banyak bergaul dengan anak-anak jalanan yang sama-sama tidak puas dengan keadaan yang ada.

Hariyono juga sering mendengar jika Sugeng sering ganti-ganti pekerjaan. Mulai sebagai pengawai di sebuah KSP, pedagang kaki lima, sampai tukang pasang paving. Dari sekian banyak pekerjaan yang pernah dilakoni Sugeng, Hariyono mendengar hanya sebagai loper susu yang tidak pernah ditinggalkan kawannya itu.

Berpuluh tahun setelah lama tidak bertemu, suatu kali Sugeng menemui Hariyono di Kantor Dinsos Kabupaten Mojokerto untuk pamit ke Jakarta. Sugeng akan mengikuti lomba Abilimpik, yang akhirnya membuatnya jadi juara 2 dalam lomba pembuatan kaki palsu itu. Untuk bisa pergi ke Jakarta, Hariyono dan kawan-kawannya di Dinsos harus mengumpulkan sejumlah uang untuk diberikan kepada Sugeng sebagai tambahan akomodasi.

“Waktu itu rambutnya masih panjang sekali dan penampilannya layaknya anggota band metal. Kawan-kawan Dinsos yang ada di depan sampai tidak mempersilahkan dia masuk untuk menemui saya,” kenang Hariyono. Sugeng yang keras kepala akhirnya bisa bertemu dengan Hariyono setelah bisa menyakinkan pengawai yang lain bahwa dia adalah kawan dari atasan mereka, yaitu Hariyono.

Saat hendak berangkat ke Jakarta itu, Sugeng sebenarnya sempat mengungkapkan akan memotong rambutnya, tapi Hariyono memberikan masukan bahwa itu tidak perlu. Biarlah rambutnya panjang, sebab bisa menjadi ciri khas dan yang paling perlu adalah karyanya.

“Sugeng berangkat ke Jakarta untuk mengikuti lomba pembuatan kaki palsu dengan peralatan yang sederhana, salah satunya parutan kelapa. Kami saja tidak menduga waktu itu jika ia kemudian sampai mendapatkan juara 2,”cerita Hariyono.

Hariyono mengungkapkan bahwa Sugeng saat ini memang tidak jadi tentara dan komandan di militer, tapi Haroyono mengaku tetap bangga dan hormat terhadap kawannya tersebut. Bagi Hariyono, Sugeng adalah Komandan yang sesungguhnya, sebab yang ia dengar Sugeng Kaki Palsu adalah orang yang sangat disiplin, tidak mudah menyerah, dan pekerja keras. (naskah rudiantoganis, foto: dok pribadi)

Post Comment