Kisah hidup Sugeng Kaki Palsu, baik itu mengenai semangat hidupnya atau soal pembuatan kaki palsunya, sering menjadi bahan tulisan para mahasiswa. Sabtu, 12 Januari 2019, dua mahasiswa dari Universitas Bhayangkara Surabaya datang ke markas pembuatan kaki palsu yang ada di Kauman, Mojosari, Mojokerto.
Mereka adalah Fuji Antoro Putro dan Feni Damayanti, keduanya tengah duduk di semester 5 jurusan jurnalistik dan sedang mengerjakan Ujian Akhir Semester. “Untuk bahan UAS, sekalian nanti dimasukan ke blog saya,” ungkap Fuji Antoro yang pernah menyutradai film pendek.
Fuji Antoro dan Feni Damayanti mengaku tertarik menulis sosok Sugeng sebab profilnya memang menarik untuk diulas dalam tulisan, foto, atau video. Keduanya mengaku jika kisah hidup Sugeng itu inspiratif dan bisa membangkitkan semangat orang yang membaca atau melihatnya.
Sebelum kedatangan, Fuji Antoro dan Feni Damayanti, beberapa hari sebelumnya ada mahasiswa dari Malang yang juga tujuannya hampir serupa. Dulu sekali, bahkan ada mahasiswa dari Petra Surabaya yang rela menginap beberapa hari di kediaman Sugeng demi skripsi yang tengah dikerjakan dan setelah skripsi itu jadi dicetaknya menjadi buku.
Soal mahasiswa yang melakukan penelitian atau lain-lain, bahkan menantu Sugeng sendiri, yaitu suaminya Mbak Riza yang kini tinggal di Tengerang, dulunya adalah mahasiswa yang tengah mengerjakan film dokumenter sebagai tugas akhir dengan mengambil sosok Sugeng sebagai tokohnya.
Beberapa kali datang ke Mojokerto dari Jakarta, ia akhirnya berjodoh dengan Riza, putri Komendan Sugeng yang waktu itu masih mengurusi pembuatan kaki palsu beserta managementnya.
Cristanto W, mantan pimred sebuah majalah di Surabaya bahkan pernah berucap jika kisah hidup Sugeng Kaki Palsu layak diangkat dalam film. Hanya saja mungkin yang tahu sudut pandang yang bagus untuk ditampilkan, ya penulis skenario atau sutradara yang tahu pastinya. (naskah dan foto rudianto ganis)
