Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itulah kalimat yang pas untuk mengambarkan beberapa orang yang kehilangan kaki akibat kecelakaan di jalan raya, atau sebab lain. Bagaimana tidak, sudah kehilangan kaki, orang-orang yang dicintai bukannya membantu mengembalikan mentalnya malah yang terjadi pergi meninggalkannya.
“Istri saya pergi dengan membawa anak saya satu-satunya setelah saya kehilangan kaki dan tidak bisa bekerja normal,” kisah seorang Kawan yang masih tinggal di Mojokerto dan kehilangan kedua kakinya.
Menghadapi kenyataan pahit itu, ia nyaris saja bunuh diri. Tapi, beruntung sebelum niat itu benar-benar dilakukan, ia dipertemukan dengan beberapa orang yang bisa membangkitkan semangat hidupnya, yang salah satunya adalah Sugeng Kaki Palsu.
Kini, Kawan itu sudah bangkit dari keterpurukannya. Ia punya pekerjaan,ia punya semangat hidup yang menyala-nyala, dan yang lebih membahagiakan lagi, Kawan itu sudah menemukan tambatan hatinya alias pendamping hidupnya.
Di Pasuruan, seorang Kawan juga mengalami hal yang hampir serupa. Kecelakaan di tempatnya bekerja membuatnya terpaksa harus kehilangan sebelah kakinya. Pihak pabrik membiaya segala keperluannya untuk berobat sampai mendapatkan kaki palsu. Uang santunan pun diberikan, tapi semua itu tidak bisa mencegah kepergian istri dan seorang anaknya.
“Mungkin istrinya malu punya suami yang tidak punya kaki. Padahal ia orangnya ganteng dan lihat saja saat kaki palsunya tertutup celana, siapa sangka jika ia sebenarnya memakai kaki palsu,” ucap Komendan Sugeng saat Kawan dari Pasuruan itu datang untuk memperbaiki kaki palsunya.
“Ketika kita jatuh, orang-orang yang katanya mencintai kita itu bukannya menyemangati kita, tapi sebaliknya malah meninggalkan kita,” ucap Kawan itu dulu. Saat ini boleh dibilang ia sudah bisa melupakan mantan istrinya. Bahkan kabarnya ia sudah menemukan tambatan hatinya.
Kisah lain, pernah pula datang di markas seorang perempuan muda cantik tanpa sebelah kaki yang diantar cowoknya yang tampan. Si cowok terlihat penuh perhatian seolah tidak akan bakal meninggalkannya, meski gadis pujaan hatinya itu sekarang kakinya tidak utuh lagi.
“Kamu ganteng-ganteng kenapa mau sama cewek yang tidak punya kaki! Jangan-jangan kamu juga tidak normal!” ucap Sugeng Kaki Palsu tanpa memikirkan perasaan si cewek yang pasti mendengarnya. Raut wajah si cewek sempat terlihat merah padam, dan tidak berapa lama ia seperti menangis tapi berusaha ditahannya.
Si cowok hanya tersenyum. Ia tidak bisa berkata apa-apa menghadapi kalimat Sugeng Kaki Palsu yang menohok dan menyakitnya tersebut.
“Kamu juga jangan hanya bisa menangis, buktikan bahwa kamu memang layak dicintai!” ucap Sugeng tak kalah kerasnya pada si perempuan tanpa kaki sebelah kaki itu.
Sepintas lalu, kalimat-kalimat Sugeng memang menyakitkan dan menusuk hingga hati yang paling dalam. Tapi, jika dicermati itu sesungguhnya tidak lebih sebagai salah satu cara memotivasi kepada orang-orang yang datang kepadanya.
“Dibanting sekeras-kerasnya, diangkat setinggi-tingginya, itulah mungkin metode yang dipakai Komendan,” ucap Samadi, sopir truk besar pemakai kaki palsu yang sering mampir ke markas Sugeng Kaki Palsu di Kauman, Mojosari, Mojokerto. (naskah dan foto: rudianto ganis)