Sedikitnya, ada 15 kaki palsu yang tergeletak di ruang tamu atau bengkel Sugeng Kaki Palsu. Kaki-kaki palsu itu sudah lama, model dan tipenya juga macam-macam. Dari generasi pertama sampai sembilan ada di situ. Tidak semuanya dipakai Sugeng, hanya sekitar tiga yang sering dipakainya. Yang masih baru ada puluhan dan terbungkus rapi di ruangan administrasi Bu Yeti, yang biasa mengurusi pemesanan dan mengurusi karyawan.
“Yang tergeletak di sembarang tempat ini hanya sebagai contoh dan merupakan cadangan kaki palsu saya. Ya, begini ini jika istrinya banyak, enak kan, jika yang satu tidak bisa dinaiki, maka masih bisa menaiki yang lain,” ujar Sugeng sambil tersenyum.
Soal kaki-kaki palsunya, Sugeng sering mengibaratkan sebagai istri-istrinya yang harus dirawat dan disayangi. Ucapan itu sering terdengar, baik dalam mimik serius atau pun bercanda pada mereka yang diajaknya ngobrol.
Yang tidak paham bahwa istri yang dimaksud Sugeng adalah kaki palsu cadangan, biasanya akan mengerutkan dahi atau beranggapan Sugeng sedang menganjurkan untuk berpoligami. Tapi yang cepat tanggap, akan tersenyum dan tertawa mendengarnya.
Soal pengibaratan itu, menurut Sugeng tidak lebih dari supaya pesannya mudah diingat dan sama sekali ia tidak ingin mempunyai istri lebih dari satu atau menganjurkan berpoligami.
“Saya sering berpikir taktis dan menyiapkan dengan cermat segala sesuatunya. Jika berpergian jauh dan medannya berat, maka saya selalu membawa kaki cadangan,” ujarnya.
Pengalaman membuatnya berpikir seperti itu. Ia pernah mengambil susu segar di daerah Pacet, namun karena mengangkat susu dalam jiregen yang yang terlalu berat membuat kaki palsunya sampai retak. Mendapati kaki palsunya retak, ia langsung mengikatnya dengan ban dalam bekas dan begitu sampai di rumah langsung menggantinya dengan kaki yang lain.
“Enak kan jika punya istri lebih dari satu, begitu yang satu rusak masih bisa memakai yang lain,” ujarnya. Ketika pergi umroh dan haji, Sugeng pun membawa kaki cadangan, tapi alhamdulillah kaki cadangan itu tidak dipakai sebab kaki palsu yang dipakai Sugeng baik-baik saja.
naskah dan foto : rudi ganis