Ramon Sopiar-Sumut: Tidak Pernah Menolak Perintah, Meski Mengukur Kaki Penderita Lepra



Di pagi yang masih buta, pada 2008, Ramon Sopiar, yang tinggal di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara, sudah keluar dari rumah untuk menuju tempat usahanya. Pekerjaannya sebagai agen koran dan majalah, membawanya harus berangkat pagi sebab kebanyakan koran memang datang pagi-pagi sekali.

Naas, di jalan ia mengalami lakalantas yang membuatnya sebelah kakinya remuk dan tidak bisa normal kembali. Ramon harus merelakan kakinya untuk diamputasi. Kehilangan sebelah kaki sempat membuat semangat Ramon jatuh. Namun, itu tidak lama, sebab kemudian ia berusaha bangkit untuk terus menjalani hidupnya.

Ramon masih menjadi agen koran dan majalah. Bahkan, perlahan-lahan usahanya bertambah dengan usaha jasa pengiriman barang. Sekarang, usahanya itu menurut pengakuannya perkembangan sudah cukup lumayan. Setidaknya ada 10 karyawan yang ikut bersamanya.

Sering berhubungan dengan koran dan majalah, membuat Ramon kenal sosok Sugeng Kaki Palsu meski hanya lewat media. Saat kaki palsunya yang dibeli dengan harga yang cukup mahal rusak, dan ongkos perbaikan mahal sebab ada yang harus diganti, Ramon mencoba mengontak Sugeng Siswoyudono lewat telepon yang didapat dari seseorang yang pernah menerima bantuan kaki palsu dari program Kick Andy Foundation.

Dari hanya melihat model kaki palsu buatan Mirtha Production dan mendapatkan pelajaran jarak jauh dari Komandan Sugeng, Ramon bisa tahu cara mengukur kaki palsu yang dibutuhkan tanpa harus datang ke Markas Kaki Palsu di Mojosari, Mojokerto. “Lebih mengirit biaya,” katanya.

Dari hasil kursus kilat itulah, Ramon dan istri nekad mengirim ukuran kaki palsu yang dibutuhkannya ke alamat Sugeng di Kauman Gang III No 33, Mojosari, Mojokerto. Hasil ukuran sendiri tidak sia-sia, setelah beberapa minggu menunggu kaki palsu itu jadi dan dikirim ke alamat Ramon.

“Saya memakai kaki palsu hasil ukur sendiri, sampai saat ini sejak 2008 masih saya pakai,” ungkap Ramon.

Pada 2014, Ramon dipercaya menjadi relawan Kick Andy yang membantu mereka yang membutuhkan kaki palsu. Beberapa kali tugas dari Jakarta berhasil dikerjakan dengan baik. Jika dulu ia hanya bisa mengukur, saat ini ia sudah bisa mereparasi jika ada kaki palsu yang rusak. Membantu sesama yang membutuhkan kaki palsu menurut Ramon memuaskan hatinya. Karena itu, begitu ada perintah untuk mengukur atau mereparasi kaki palsu, ia dengan cekatan akan mengerjakannya.

“Pernah saya diperintah mengukur kaki palsu untuk seorang TO. Saya hanya diberi alamat dan tidak boleh telepon, diminta datang saja ke TO. Ternyata saat sampai di lokasi, orang yang membutuhkan kaki palsu itu menderita penyakit lepra, ya gimana lagi, namanya tugas ya saya kerjakan,” pungkasnya. (naskah rudiantoganis, foto dok pribadi)

Post Comment