Sugeng Kaki Palsu : Saya Banyak Belajar dari Cak Jo



Banyak dari kawan-kawan disabilitas yang mengaku terinspirasi atau termotivasi oleh kiprah Sugeng Kaki Palsu. Dari yang sebelumnya mudah putus asa, patah semangat, dan minder, kemudian berusaha bangkit dan menjadi orang yang mandiri setelah bertemu dengan Sugeng Kaki Palsu. Caranya macam-macam, mulai dari sekedar dinasihati sampai yang dimaki-maki. Tidak sedikit yang kemudian malah pergi dengan memedam marah dan tidak mau kembali usai mendapatkan “cambukan” tersebut.

“Dimarah-marahi, sakit hati itu manusiawi. Tapi jika sakit hatinya positif, maka setelah itu ia akan berusaha bangkit. Itu memang tujuan saya,” ucap lelaki bernama asli Sugeng Siswoyudono itu.

Menurut Sugeng, tidak sedikit yang usai dimarah-marahi, bahkan dicaci tapi adem ayem saja. Tidak marah, tidak pula ingin membuktikan bahwa ia mampu mandiri, kuat, dan tidak cengeng. Hidupnya juga tidak berubah, masih suka mengeluh, masih suka putus asa dan menganggap cacat fisiknya adalah kekurangan yang membuat hidupnya tidak bisa sukses.

“Banyak dari kawan-kawan yang mengatakan bahwa usahanya sudah mentok. Sudah tidak bisa lagi untuk bangkit, atau ini dan itu, terhadap TO yang begitu, saya biasanya menyuruh Cak Jo untuk mengerjainnya,” ungkap Sugeng Kaki Palsu.

Cak Jo atau Sarirejo adalah salah seorang anak didik Sugeng Kaki Palsu. Ia tidak punya kedua kaki, bahkan sampai hampir menyentuh batas pantatnya. Menurut Sugeng, Cak Jo sudah tidak bisa lagi dibuatkan kaki palsu, sebab mau ditaruh atau diikatkan dimana kaki palsunya.

Akhirnya, oleh Sugeng, Cak Jo dibuatkan sepeda roda tiga yang bisa dimasuki kursi roda yang biasa dipakainya. Dengan kendaraan roda tiga itu, Cak Jo tidak lagi berdiam diri di rumah. Ia bisa pergi mengunjungi kawan-kawannya, ia bisa pergi ke pasar burung untuk menjual burung hasil ternaknya dan lain sebagainya.

“Kalau orang seperti Cak Jo saja bisa bangkit, bisa aktivitas kemana-mana, bagaimana yang hanya kehilangan sebelah kaki. Saya saja banyak belajar dari Cak Jo, kalau tidak kuat imannya, tidak kuat mentalnya, tidak kuat dirinya menghadapi cobaan hidup, mungkin orang seperti Cak Jo sudah mengakhiri hidupnya,” ucap Sugeng.

Dengan keterbatasannya, Cak Jo kini bahkan bisa menjadi orang yang mandiri. Ia menikah lagi, usai cerai dengan istri pertama yang meninggalkannya sehabis dirinya kecelakaan dan kehilangan kedua kakinya. Cak Jo juga punya pekerjaan sebagai guru ngaji, sebagai tukang servis kompor, dan sebagai peternak burung love bird. (naskah dan foto: rudianto ganis)

Post Comment