Sugeng Kaki Palsu : Saya Marahi, Kemudian Sakit Hati Itu Waras



Dikenal sebagai sosok yang ceplas-ceplos dan suka marah, Sugeng dalam memotivasi mereka yang membutuhkan kaki palsu sebenarnya tidak sekedar marah. Namun, ada sesuatu yang diharapkan dari situ. Yaitu, mereka yang dimarahi bisa bangkit, bisa membuktikan diri, dan tidak cengeng seperti yang diucapkan Sugeng.

“Saya marah-marahi kemudian sakit hati itulah harapan saya. Sakit hati itu tandanya normal, dengan sakit hati saya percaya ia bisa membuktikan diri atau paling tidak membalikkan anggapan orang, bahwa orang yang tidak punya kaki itu lemah,” ucap Sugeng Siswoyudhono.

Cara memotivasi mereka yang kehilangan kaki dengan cara dimarah-marahi ternyata manjur, tidak sedikit yang bisa mengambil hikmah dari ucapan Sugeng itu. Bagi Sugeng, tidak ada cara lain yang bisa membangkitkan semangat mereka yang kehilangan kaki, kecuali dibanting habis-habisan. Harapannya ya supaya tahan banting dan tidak cengeng dengan kekurangan yang dimilikinya.

Yang terjadi biarlah terjadi. Menyesali diri terhadap kekurangan yang kita miliki menurut Sugeng adalah perbuatan yang bodoh. Sugeng berharap, mereka yang memiliki kekurangan tidak punya kaki bisa menganggap bahwa kekurangan itu adalah sebagai suatu anugerah. Sebab, dari kekurangan itulah sebenarnya ada hikmah tersembunyi.
“Hikmah apa di balik apa yang kurang pada diri kita, ya macam-macam, ya cari sendiri sana!” ceplos Sugeng.

Sugeng mengakui jika ia bisa seperti sekarang karena sakit hati. Sakit hati pada lingkungan, pada orang yang menabraknya, dan juga sakit hati pada harga kaki palsu yang dulu mahal, hingga akhirnya dari situ ia bisa bikin sendiri.

“Sakit hati yang positif adalah jika kita sakit dikatai orang bodoh, miskin, cengeng, namun kita ingin membalikkan ucapan itu dengan menunjukkan diri bahwa kita tidak seperti yang mereka katakan,” pungkas Sugeng. ##

Post Comment