Tak banyak yang tahu siapa Sugeng Siswoyudono. Namun, jika menyebut Than Must Soegenk, mungkin lebih banyak yang mengenalnya sebagai pembuat kaki palsu, sekaligus motivator yang pernah membintangi sebuah iklan di televisi.
kumparan (kumparan.com) berkesempatan untuk berbincang hangat dengan pria humoris ini usai acara Pencanangan Tahun Keselamatan untuk Kemanusiaan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (30/7). Pembicaraan kami dimulai saat ia bercerita perannya dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, serta beberapa menteri.
“Kemarin memang diundang oleh Korlantas sini, namun yang memberikan back up di Mojokerto adalah kasatlantasnya. Kebetulan saya tadi hadir sebagai eksekutor, pembuat kaki palsu,” ujarnya memulai cerita.
Terpilihnya Sugeng, tentu bukan tanpa sebab. Tahun 1981, Sugeng muda yang kala itu baru duduk di bangku dua SMA terpaksa harus mengubur dalam-dalam cita-citanya sebagai seorang tentara karena kecelakaan yang membuat kakinya diamputasi. Namun, ia mengaku tak pernah terbesit sekalipun kata menyerah di hidupnya.
“Makanya, jadi orang, otak itu jangan ditaruh di dengkul. Nanti dengkulnya hilang, masak otaknya juga ikut hilang. Tapi taruhlah dengkulmu itu di otak, jadi tetap bisa berpikir dan berguna,” ungkap Sugeng sambil tertawa kecil.
Awalnya, Sugeng memang memiliki sebuah kaki palsu pemberian orang tuanya. Namun, kaki palsu tersebut selalu cepat rusak. Setelah orang tuanya meninggal, Sugeng mulai memutar otak untuk memproduksi kaki palsunya sendiri agar tidak terlalu membuang uang.
“Baru sekitar tahun 1995, saya sudah aktif menggeluti pembuatan kaki palsu untuk saudara-saudara saya yang membutuhkan,” tambahnya.
Untuk harga, Sugeng sendiri tidak pernah mematok harga. Baginya, ini hanya sebuah bantuan kecil yang biasa dilakukan sesama saudara senasib. Ia hanya meminta agar saudara-saudaranya bisa menjaga ‘istri’ tersebut dengan baik.
“Jangan tahunya hanya menunggangi ‘istri’ tapi juga harus tahu bagaimana cara merawatnya. Jadi, saya juga selalu mengajarkan itu, cara merawatnya. Bahkan, kalau ada yang mau belajar membuat sendiri ya dengan senang hati saya ajarkan,” tambahnya.
Sugeng mengaku tidak takut jika pelanggan kaki palsunya berkurang jika ia mengajarkan cara membuat kaki palsu ke rekan-rekannya. Malahan, menurutnya, semakin banyak saudaranya yang bisa membuat sendiri kaki palsu, dirinya tidak akan merasa kerepotan.
“Bagus kan. Soalnya kalau ada yang butuh, dulu kan mereka selalu larinya ke saya. Kalau bisa bikin sendiri, kan berarti enggak ke saya dan saya jadi enggak repot,” ujar Sugeng sambil tertawa kecil.
“Lagipula, profesi utama saya itu tukang susu. Buat kaki palsu ini cuma senang-senang aja. Jadi memang bukan bisnis,” tambahnya.
Begitulah Sugeng. Pria paruh baya yang mengabdikan dirinya membantu saudara-saudaranya yang senasib sepenanggungan secara cuma-cuma. Dialah Sugeng, salah seorang aktivis Gerakan 1000 Kaki Palsu bersama Andy F Noya. Terlepas dari semua gelarnya, Sugeng tetaplah Sugeng, pria sederhana yang pantang menyerah kepada keadaan. (naskah dan foto : kumparan.com)