Pekerjaan jika didasari hobi, maka akan terasa ringan dan menyenangkan. Soal pekerjaan membuat kaki palsu, Sugeng tidak pernah menganggap itu sebagai pekerjaannya. Itu merupakan hobinya, sedang loper susu merupakan pekerjaan dia yang sesungguhnya.
Pekerjaan loper susu masih dijalani Sugeng sampai saat ini. Hanya caranya saja yang berbeda dengan yang dulu. Sekarang susu sapi perah segar itu diantar langsung ke rumah oleh koperasi dari Pacet, Mojokerto. Dari rumah Sugeng di Kauman, pelanggan setianya yang terdiri dari penjual STMJ dan warung-warung mengambilnya untuk kemudian dijual lagi.
Dulu setiap pagi sehabis subuh, sampai sekitar pukul 07.00 WIB, Sugeng menjalani pekerjaannya sebagai pengantar susu kepada pelanggannya. Susu-susu itu diambil dari lokasi peternakan sapi perah di daerah Pacet mengunakan sepeda motor, terkadang pakai mobil. Selanjutnya oleh Sugeng diantar ke langganannya.
Soal pekerjaan sebagai pengantar susu, istrinya sempat protes agar ditinggal atau diserahkan keorang lain, tapi Sugeng tidak bergeming atas permintaan itu. “Mengantar susu itu pekerjaan saya, sedang membuat kaki palsu bagi saya adalah mainan saya,” ujarnya.
Mengantar susu bagi Sugeng adalah sejarah hidupnya. Ia senang dengan pekerjaan loper susu dan tidak akan meninggalkannya. Karena membuat kaki palsu sekedar mainan, maka hal itu tidak dianggapnya sebagai bisnis. Orang yang membutuhkan kaki palsu biasanya hanya diminta mengganti biaya bahan-bahan yang diperlukan, sedangkan ongkos pembuatannya diserahkan secara seiklasnya.
Bahkan, jika pemesan kaki palsunya benar-benar orang tidak mampu, maka Sugeng akan menganjurkannya untuk mengikuti program 1.000 Kaki Palsu Gratis, yang digalang Kick Andy Faundation.
Masmirah Puspito Rini, istri Sugeng, pernah gregetan melihat suaminya yang tidak mau meninggalkan pekerjaannya sebagai penjual susu. Karena itu, jika sewaktu pagi ia mendapati suaminya bangun agak terlambat, ia akan buru-buru menyuruh orang lain untuk menggantikan pekerjaan suaminya mengambil susu dan mengantarkan ke pelanggan.
Melihat perbuatan istrinya, Sugeng tidak pernah marah, bahkan dalam hati merasa senang sebab diperhatikan istrinya. Ia mengerti itu sebagai bentuk cinta wanita itu kepada dirinya.
Soal penghasilan dari berjualan susu segar ini pun sebenarnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan hobi mainannya membuat kaki palsu. Tapi, itulah Sugeng, lelaki yang sering dianggap sebagai orang keras kepala bagi yang belum terlalu mengenalnya, ternyata orang yang tidak lupa pada sejarah hidupnya.
Saat ini boleh dibilang Sugeng sudah menjadi orang yang sukses. Rumah dan bengkel yang menjadi tempatnya bekerja membuat kaki palsu bersama anak buahnya sudah berkembang cukup baik. Meski sudah bisa dibilang berkecukupan, Sugeng masih Sugeng yang dulu, dari dulu sampai saat ini, loper susu masih menjadi pekerjaan dia yang sesungguhnya. (naskah dan foto: rudianto ganis)