Namanya Sungkono, dari Pasuruan, Jawa Timur. Beliau seorang PNS bagian kesehatan di daerah Pasuruan dan tinggal 2 tahun lagi akan menjalani masa pensiun. Lelaki berusia 56 tahun beranak tiga itu mengaku sejak Maret 2018 mengalami penyakit diabetes yang membuat aktivitas sangat terganggu.
Mulanya hanya bagian kaki kanannya yang mengalami luka sedikit, yang lama-lama berkembang dengan cepat. Ia dan keluarga keluar masuk rumah sakit untuk menyembuhkan penyakit itu, namun virus ganas itu lebih cepat perkembangannya.
“Menderita penyakit diabetes itu rasanya sakit sekali karena ada bagian tubuh kita yang terkena infeksi. Saya susah tidur, sering kejang-kejang dan menggigil,” ucapnya.
Setelah menjalani pengobatan yang hasilnya nihil, Oktober 2018, Sungkono menerima masukkan dokter yang menganjurkan kaki kanannya diamputasi. Ia pun pasrah dan menurut saja, begitu pun dengan istri dan anak-anaknya. Waktu itu kata dokter pilihannya hanya 2, yaitu amputasi atau innalilahi.
Operasi amputasi berjalan lancar. Lukanya akibat amputasi perlahan-lahan mulai mengering. Pasca amputasi, Sungkono juga mengaku badannya mulai terasa enak dan membaik. Ia mengaku merasa lebih segar dan tidak kesakitan seperti sebelumnya.
Setelah dirasa baik dan luka akibat amputasi sudah mengering, Sungkono mulai berpikir mencari kaki palsu. Ia pun sempat browsing mengenai harga kaki palsu, yang salah satunya harganya cukup mahal. Sampai kemudian ia dan keluarganya memutuskan mendatangi Sugeng Kaki Palsu, yang berada di Gang III, Kauman, Mojosari, Mojokerto.
“Alhamdulillah bisa sampai sini. Dengan kaki palsu ini, saya berharap bisa kembali beraktivitas lagi menjadi PNS,” ucap Sungkono yang Sabtu 16 Pebruari 2019 itu datang dengan diantar anak dan menantunya.
Setelah 2-3 jam menunggu, kaki palsu itu akhirnya selesai. Dengan ragu-ragu karena belum terbiasa memakai kaki palsu, Sungkono menjalani terapi berjalan yang siang itu dilatih Ali, salah seorang anak buah Komendan Sugeng Siswoyudono. (naskah dan foto rudiantoganis)