Sekitar setahun yang lalu, Andri Gunawan Nasution (24) datang dari Dumai Selatan, Sumatera Tengah ke markas pembuatan kaki palsu milik Komendan Sugeng di Kauman, Mojosari, Mojokerto untuk mendapatkan kaki palsu buat kedua kakinya.
Pada waktu itu, Andri sebenarnya sudah punya kaki palsu buatan Sugeng waktu ada pembagian kaki palsu gratis yang digalang Andy Faundition. Ia kemudian datang lagi untuk mendapatkan kaki palsu lagi biar punya cadangan, sekaligus ingin menimba ilmu dasar-dasar pembuatan kaki palsu.
Andri yang masih lajang ini terpaksa harus kehilangan kedua kakinya karena penyakit yang berawal di kedua telapak kakinya. Dari situ kedua kakinya mengalami pembusukan hingga mendekati bawah lutut. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, kedua kaki itu akhirnya diamputasi.
Setelah kehilangan kedua kaki, Andri sempat oleng, putus asa, dan merasa rendah diri. Namun, berkat dorongan keluarga, kawan, dan salah satunya Sugeng Kaki Palsu, pemuda ini sekarang menjadi orang yang pemberani. Di tempat asalnya ia aktif di kegiatan para penyandang disabilitas. Ia juga punya kesibukan menerima servis telepon gengam dan segala aksesorisnya.
Meski memakai kedua kaki palsu, namun Andri bisa berlari. Bahkan saat berjalan dan kedua kakinya tertutup celana panjang, ia terlihat seperti tidak memakai kaki palsu.
Kini, Andri datang lagi ke markas pembuatan kaki palsu milik Sugeng untuk memperdalam pembuatan kaki palsu tingkat lanjut. Selama hampir seminggu, ia berada di markas memperhatikan dan belajar langsung membuat kaki palsu dengan para anak buah Komendan Sugeng dan sesekali langsung berkonsoltasi dengan Sugeng Kaki Palsu.
“Semangat Andri luar biasa, tapi ia masih terprovokasi oleh ucapan saya, padahal saya ini orang tidak baik lho! Silakan belajar membuat kaki palsu di sini, silakan menjiplak kaki saya, tapi jangan untuk nanti dibisniskan yang terlalu. Silakan dibisniskan tapi harus ada nilai sosialnya,” pesan Sugeng.
Andri mengaku bahwa Komendan Sugeng berpesan agar dirinya bisa lebih baik dan lebih sukses dari Sugeng Kaki Palsu. Pesan itu membuatnya terpacu dan ingin berlari mengejar ketertinggalan yang selama ini ada padanya. (naskah dan foto : rudianto ganis)